Quotes from William Tanuwijaya
“Misi kami adalah mendemokratisasi perdagangan melalui teknologi.”
“Aset terbesar perusahaan adalah manusia. Untuk membangun perusahaan kelas A, rekrut orang-orang kelas A.”
“Pilih pertempuran yang boleh kalah demi memenangkan perang.”
SOSOK, ESTRORIA – Bayangkan seorang anak muda dari kota kecil di Sumatera Utara, merantau ke Jakarta dengan modal pas-pasan, bekerja malam menjaga warnet demi membayar biaya kuliah. Di sela-sela kelelahan, ia menemukan “pintu dunia” yang mengubah segalanya: internet.
Dari ruang sempit berisi komputer usang, William Tanuwijaya merajut mimpi yang kelak melahirkan Tokopedia, sebuah platform niaga digital yang mengubah cara bangsa ini berbelanja, berdagang, dan membangun usaha.
Biografi Singkat
William Tanuwijaya lahir pada 11 November 1981 di Pematang Siantar, Sumatera Utara. Ia bukan berasal dari keluarga konglomerat; ayahnya seorang pedagang buku sederhana.
Sejak kecil, William terbiasa hidup dalam keterbatasan. Namun keterbatasan itu justru membentuk daya juang.
Selepas SMA, William merantau ke Jakarta dan menempuh pendidikan di Universitas Bina Nusantara (BINUS), jurusan Ilmu Komputer.
Untuk menyambung biaya, ia bekerja sebagai penjaga warnet pada malam hari. Dari situlah ia belajar mencintai internet dan menyadari potensinya.
Setelah lulus, ia sempat berkarier sebagai software developer di Bolehnet, lalu melanjutkan ke Telkomsigma, hingga akhirnya menjabat posisi di bidang IT & Business Development.
Kini, William dikenal sebagai Co-Founder Tokopedia sekaligus Co-Chairman GoTo Group, perusahaan hasil merger Gojek dan Tokopedia. Kehidupan pribadinya pun sederhana. Ia menikah dengan Felicia H.W. pada 2015. (Sumber: Forbes Indonesia, Tempo)
Benih Gagasan William Tanuwijaya: “Kesempatan yang Sama untuk Siapa Saja”

Bagi William, pengalaman menjaga warnet bukan sekadar pekerjaan sambilan.
Malam demi malam ia menyaksikan bagaimana internet mampu membuka akses ke ilmu pengetahuan, hiburan, hingga peluang ekonomi yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya di Pematang Siantar.
Dari sanalah lahir gagasan, bagaimana jika internet bisa menjadi jembatan agar siapa pun, di kota besar maupun kecil, memiliki kesempatan yang sama?
Tahun 2007, gagasan itu berubah menjadi langkah konkret. William menggandeng sahabatnya, Leontinus Alpha Edison, untuk bersama-sama membangun sebuah marketplace.
Setelah melalui berbagai tantangan, pada 6 Februari 2009 Tokopedia resmi diluncurkan ke publik.
“Misi kami adalah mendemokratisasi perdagangan melalui teknologi.” — William Tanuwijaya (Tech in Asia)
Membangun di Tengah Ragu: Penolakan, Modal, dan Keyakinan
Mendirikan Tokopedia di era awal e-commerce Indonesia bukan hal mudah.
Investor menolak, publik meragukan, bahkan ada yang menganggap belanja online mustahil berkembang di negeri dengan tingkat kepercayaan konsumen yang rendah.
William tetap berpegang pada visinya. Tahun demi tahun ia berusaha meyakinkan investor, hingga titik balik datang pada 22 Oktober 2014.
Saat itu, SoftBank Internet and Media bersama Sequoia Capital menggelontorkan dana US$100 juta—investasi perdana mereka di Indonesia (TechCrunch).
Pendanaan ini menjadi modal penting untuk memperkuat teknologi, merekrut talenta terbaik, dan membangun kepercayaan masyarakat.
Kesuksesan ini berlanjut dengan pendanaan besar berikutnya. Tahun 2017, Alibaba memimpin investasi US$1,1 miliar, disusul lagi pada 2018 dengan jumlah yang sama dari SoftBank Vision Fund dan Alibaba (Reuters).
Suntikan modal ini mempercepat ekspansi Tokopedia, sekaligus menjadikannya salah satu startup paling bernilai di Asia Tenggara.
“Aset terbesar perusahaan adalah manusia. Untuk membangun perusahaan kelas A, rekrut orang-orang kelas A.” — William Tanuwijaya
Tonggak Besar: Lahirnya GoTo
Tonggak penting terjadi pada 17 Mei 2021, saat Tokopedia bergabung dengan Gojek.
Merger ini melahirkan GoTo Group, ekosistem teknologi terbesar di Indonesia dengan valuasi sekitar US$18 miliar (Bloomberg). GoTo menyatukan layanan on-demand, niaga, hingga keuangan digital dalam satu payung raksasa.
Pada 11 April 2022, GoTo resmi melantai di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham GOTO (Jakarta Post).
William kini berperan sebagai Co-Chairman, mengarahkan strategi perusahaan di era baru pasca-IPO.
Prestasi & Pengakuan
Nama William kini lekat dengan penghargaan dan pengakuan nasional maupun internasional.
- Satyalancana Wira Karya (2019), penghargaan negara dari Presiden RI.
- Terpilih sebagai Young Global Leader oleh World Economic Forum.
- EY Entrepreneur of the Year Indonesia (2019).
Tak hanya itu, studi LPEM FEB UI (2023) mencatat ekosistem GoTo berkontribusi hingga Rp 392 triliun pada perekonomian nasional, setara dengan 2,2% PDB Indonesia (GoTo Public Expose).
Angka ini menjadi bukti nyata bagaimana ide yang lahir dari sebuah warnet sederhana telah menjelma infrastruktur ekonomi digital skala nasional.
Prinsip Hidup & Kepemimpinan
1. Pemerataan Akses
Misi utama William adalah menghadirkan kesempatan yang setara. Baginya, teknologi harus menjadi jembatan kesetaraan, bukan memperlebar kesenjangan.
2. Obsession with Users
Kepercayaan pengguna adalah fondasi. William percaya, perusahaan harus berani “kalah dalam pertempuran kecil” demi memenangkan “perang besar”, yakni loyalitas konsumen jangka panjang.
3. People-First
Ia menegaskan bahwa manusia adalah aset paling penting. Merekrut talenta terbaik dan menghadirkan mentor kelas dunia menjadi strategi untuk mempercepat kurva belajar perusahaan.
4. Grit & Long-Termism
Perjalanan Tokopedia hingga mendapat pendanaan besar butuh lima tahun penuh ketekunan. Bagi William, kesabaran membangun fondasi lebih berharga daripada pertumbuhan instan.
“Saya bekerja dari jam 9 malam sampai 9 pagi… berkah terselubung: 12 jam belajar internet gratis—di situlah saya jatuh cinta pada internet.” (Forbes Asia)
Mimpi Personal yang Menjadi Infrastruktur Peluang
Kisah William Tanuwijaya adalah kisah mobilitas sosial modern. Dari anak kota kecil yang terbatas akses, ia menjadikan internet sebagai alat transformasi.
Tokopedia merupakan marketplace, infrastruktur peluang, yang membuka jalan bagi pedagang rumahan, UMKM, hingga brand nasional untuk menembus pasar luas.
Hari ini, Tokopedia dan GoTo menjadi bagian penting kehidupan digital jutaan masyarakat. Namun di balik itu, tersimpan satu pelajaran:
bahwa mimpi besar bisa lahir dari ruang sempit, asal disertai keyakinan, ketekunan, dan keberanian melawan keraguan.
***
Penulis : Mazdon
Editor : Amin Bashiri