Abd Rahman, Legislator Kota Keris yang Dijuluki Warga sebagai “Sang Perintis bukan Pewaris”

Rabu, 29 Oktober 2025 - 05:28 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Abd Rahman, Sekretaris Komisi II dari Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Sumenep periode 2024-2029. Dijuluki Warga sebagai

i

Abd Rahman, Sekretaris Komisi II dari Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Sumenep periode 2024-2029. Dijuluki Warga sebagai "Sang Perintis bukan Pewaris" (Foto: Doc. Estoria.id)

“Saya hanya ingin bermanfaat untuk masyarakat.” – Abd Rahman


PROFIL, ESTORIA — Demikian kata Abd Rahman, sosok legislator DPRD Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, yang akhir-akhir ini lebih dikenal dengan sebutan “Sang Perintis bukan Pewaris”.

Rekan-rekan sejawat dan masyarakat menjulukinya begitu karena ia benar-benar berangkat dari nol; bukan pewaris kekuasaan, melainkan perintis jalan hidup yang dibangun dengan kerja keras, doa, dan ketulusan.

“Saya bukan keturunan pejabat, bukan anak kepala desa, anak pak RT pun nggak. Di sisa hidup ini, saya hanya ingin bermanfaat untuk masyarakat.”

Kalimat itu ia lontarkan tanpa diksi yang rumit, tanpa perhitungan politik, ketika penulis kebetulan bertemu di Café Rassa, Jalan Trunojoyo, tak jauh dari gedung DPRD Sumenep, Selasa (28/10/2025) pagi.

Suasana Pagi di Cafe Rassa Sumenep (Foto: Carolina Wirawan/Map for Estoria.id)

Seperti biasa, Pak Man sapaan akrabnya, berbicara apa adanya. Lugas dan tenang. Ia tampak lebih nyaman bicara tentang masyarakat ketimbang soal dirinya sendiri. Apalagi diajak ngomong politik. Haha..

Penulis kira, dialah salah satu wakil rakyat yang lebih senang bekerja senyap, tapi nyata dalam pengabdian.

Lahir di Pamekasan, 8 April 1975, Abd Rahman kecil hijrah ke Sumenep bersama kedua orangtuanya, Sa’rawi dan Jiya, lalu menetap di Desa Larangan Perreng, Kecamatan Pragaan.

Dari keluarga petani sederhana itulah karakter pekerja kerasnya terbentuk: tangguh, rendah hati, dan selalu menjaga niat baik dalam setiap langkah.

“Bapak saya petani. Ibu juga petani. Sampai sekarang, saya pun masih bertani, masih pelihara sapi,” ucapnya, dengan senyum ketenangan ala khasnya.

Perjalanan hidup Abd Rahman bukanlah kisah politisi instan. Ia memulai segalanya dari bawah. Pernah menjadi buruh, pedagang, hingga tenaga kredit keliling di Jember selama enam tahun.

Setelah krisis moneter tahun 2000, ia kembali ke Madura dan melanjutkan hidup dengan berdagang garam serta mengirim sapu ke Malang.

“Ya, di Jember itu enam tahun saya kerja kredit, lalu pindah dagang sapu lidi dan garam, aku kirim ke Malang,” tutur Pak Man.

Beberapa tahun kemudian, nasib membawanya ke dunia konstruksi. Ia bergabung dengan seorang pengusaha kontraktor asal Jawa, hingga dipercaya menjadi Direktur CV Elang Mas pada 2015.

Namun, jabatan itu ia lepaskan ketika mantap memutuskan maju sebagai calon legislatif dari PDI Perjuangan pada Pemilu 2024.

“Saya ini orang ndak tahu apa-apa, bos. DPR kan tempatnya orang pinter,” katanya mengenang awal mula ia dicalonkan.

Namun, dorongan dari orang-orang terdekat dan kepercayaan masyarakat membuat dia akhirnya melangkah ke panggung politik.

“Kalau masyarakat berkehendak, ya saya jalan. Kalau tidak, ya sudah. Yang penting saya niat kerja untuk masyarakat,” ucap Pak Man.

“Soal lima tahun setelah ini saya harus ngapain, biarkan takdir mengalir apa adanya,” imbuhnya.

Dalam setiap agenda reses, Abd Rahman selalu memilih langkah kecil tapi nyata. “Setiap reses, saya usahakan ada sesuatu yang bisa langsung dirasakan masyarakat. Bulan depan, insyaAllah saya bawa genset untuk kebutuhan tani warga. Reses selanjutnya, mungkin terop,” ujarnya.

Filosofinya sederhana: “Pengabdian harus tampak dan dirasakan”.

Pada 21 Agustus 2024, Abd Rahman resmi dilantik bersama 49 anggota DPRD lainnya. Ia kini dipercaya sebagai Sekretaris Komisi II, sekaligus anggota Badan Musyawarah (Bamus) dan Badan Anggaran (Banggar) DPRD Sumenep dari Fraksi PDI Perjuangan.

Abd Rahman di Ruang Kerjanya, Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Sumenep (Foto: Doc. Estoria.id)
Abd Rahman di ruang kerjanya, ruang Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Sumenep (Foto: Doc. Estoria.id)

Ia mewakili Daerah Pemilihan 3 (Guluk-Guluk, Ganding, dan Pragaan), wilayah yang baginya bukan sekadar peta konstituen, tapi rumah besar yang ia kenal denyut dan detaknya.

Selain politik, Pak Man tetap setia pada dunia pendidikan. Ia pun pernah menjabat Kepala MI Mambaul Ihsan Larangan Perreng (2021–2023) setelah wafatnya Kiai Umar Faruq, dan hingga kini masih mengajar seminggu sekali.

“Walaupun hanya sekali dalam seminggu, saya tetap datang. Karena mengajar itu ibadah,” tukasnya.

Setiap kegiatan sekolah, dari perayaan hingga renovasi, ia bantu seikhlasnya. Tak jarang ia mengadakan kuis tiap kali momen pramuka di Lembaga Pendidikan Mambaul Ihsan, Larangan Perreng, Kecamatan Pragaan. Pacu semangat siswa-siswi agar giat belajar.

Pak Man Melakukan Pembinaan Pramuka kepada Siswi-siswi Mambaul Ihsan (Foto: Doc. Estoria.id)
Pak Man Melakukan Pembinaan Pramuka kepada Siswi-siswi Mambaul Ihsan (Foto: Doc. Estoria.id)

Baru-baru ini, ia menghibahkan tanah milik pribadinya untuk pembangunan Puskesmas Pembantu (Pustu) di Larangan Perreng. Misinya, agar warga tak perlu menempuh jarak jauh ke Puskesmas Pragaan.

“Mudah-mudahan segera dibangun, biar masyarakat nggak jauh-jauh kalau berobat,” ucapnya penuh harap.

Perjalanan pengabdiannya di masyarakat dimulai jauh sebelum duduk di kursi dewan.
Tahun 2006, Abd Rahman dipercaya menjadi anggota BPD Larangan Perreng selama dua periode berturut-turut.

Pada 2019, ia bahkan sempat mencalonkan diri sebagai kepala desa, meski gagal di tahap administrasi.

“Tapi gagal, karena saya bukan mantan kepala desa, kalah poin di persyaratan, ndak tarung maksudnya. Waktu itu total ada 6 bacalon kades, satu calon asli dari Lamperreng, Imam Mastum namanya, yang sekarang menjabat itu, kemudian 4 lainnya dari Kecamatan Bluto,” jelasnya menambahkan.

Kolase Momen saat Abd Rahman Pose Bersama Sejumlah Pengurus GP Ansor dan NU Ranting Pragaan (Doc. Estoria.id)
Kolase Momen saat Abd Rahman Pose Bersama Sejumlah Pengurus GP Ansor dan NU Ranting Pragaan (Doc. Estoria.id)

Di ranah sosial-keagamaan, Abd Rahman juga pernah menjabat sebagai Bendahara NU Ranting Pragaan (2009–2022).

“Di NU itu saya nyaman. Kalau nggak bisa sowan ke dalemnya para kiai, kita bisa ketemu di organisasi. Itulah sejuknya hidup di organisasi, dingin lah maksudnya,” lanjut Pak Man.

Sampai kini, rumahnya tetap jadi tempat berkumpul warga Ansor dan Banser. “Terutama setiap Ramadan.”

Abd Rahman menikah dengan Maryamah, dikaruniai empat anak, dua di antaranya telah berpulang lebih dulu.

“Anak pertama, yang hidup itu Sri Wahyuni, kemudian yang terakhir ini, Diana Fahma Salsabila,” ujarnya. “Mereka berdualah yang jadi penguat semangat saya sejauh ini,” sambungnya.

Meski kini berstatus anggota dewan, ia tetap memelihara sapi dan kambing di desanya. Ia menggandeng warga sekitar dengan sistem bagi hasil.

“Yang ngurusi masyarakat juga. Saya ‘owan-kan’ ke orang (pelihara-kan, baca: bahasa Madura, red). Nanti kalau panen, hasilnya dibagi. Keuangan hasil itu, istri yang mengelolanya,” tuturnya.

Demikian Abd Rahman menutup kisahnya kepada penulis di serambi belakang Café Rassa, di sisi timur Jalan Raya Sumenep–Pamekasan yang berjarak sekitar 200 meter ke utara gedung baru DPRD Sumenep.

Bagi penulis, Pak Man adalah sosok yang tetap apa adanya; sederhana, bersahaja, hati yang lurus, dan niat yang tunggal: mengabdi kepada masyarakat.

Maka tak heran bila warga menyebutnya “Sang Perintis bukan Pewaris”. Karena baginya, jabatan hanyalah titipan, pengabdianlah yang abadi.

“Saya hadir ke rapat dulu,” katanya, setelah sekitar setengah jam ngobrol denganku. ***


Profil Singkat

▪︎ Nama Lengkap: Abd Rahman
▪︎ Tempat/Tanggal Lahir: Pamekasan, 8 April 1975
▪︎ Alamat: Desa Larangan Perreng, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep

▪︎ Fraksi: PDI Perjuangan

▪︎ Dapil: III (Pragaan, Ganding, Guluk-Guluk)

▪︎ Jabatan di DPRD: Sekretaris Komisi II, Anggota Bamus dan Banggar

Pendidikan & Organisasi:

▪︎ Kepala MI Mambaul Ihsan (2021–2023)
▪︎ Guru MI Mambaul Ihsan (aktif hingga kini)
▪︎ Bendahara NU Ranting Pragaan (2009–2022)

Riwayat Jabatan & Pengabdian:

▪︎ Anggota BPD Larangan Perreng (dua periode, 2006–2016)
▪︎ Direktur CV Elang Mas (2015–2023)
▪︎ Calon Kepala Desa Larangan Perreng (2019)

Keluarga:

▪︎ Orangtua: Sa’rawi dan Jiya
▪︎ Istri: Maryamah
▪︎ Anak: Empat (dua meninggal dunia, dua masih hidup: Sri Wahyuni dan Diana Fahmasal Sabila)

________________________

Facebook Comments Box
Follow WhatsApp Channel estoria.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Rahasia Sukses Lei Jun: Visi, Risiko, dan Filosofi di Balik Lahirnya Xiaomi
Jejak Salsa Erwina Hutagalung, Sosok Diaspora yang Menyebrang Batas Negara
Ferry Irwandi: “Hanya Dua yang Saya Tidak Takuti di Dunia Ini, Mati dan Dipenjara”
Profil Silvy Kumalasari, Ratu Sinden Inspiratif dari Tulungagung
Restoria Estoria: Menghidupkan Kembali Kisah
Kisah Abdul Rohim, Pedagang Starling Asal Kendal, dari Malaysia hingga ke Taman Adipura
Mengenal William Tanuwijaya, Anak Siantar yang Menyalakan Mesin Niaga Digital Nusantara
Dulu Bernama KNIP, DPR Sempat Dibubarkan Presiden Soekarno dan Gus Dur
Berita ini 64 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 30 Oktober 2025 - 11:49 WIB

Rahasia Sukses Lei Jun: Visi, Risiko, dan Filosofi di Balik Lahirnya Xiaomi

Kamis, 30 Oktober 2025 - 09:08 WIB

Jejak Salsa Erwina Hutagalung, Sosok Diaspora yang Menyebrang Batas Negara

Rabu, 29 Oktober 2025 - 15:24 WIB

Ferry Irwandi: “Hanya Dua yang Saya Tidak Takuti di Dunia Ini, Mati dan Dipenjara”

Rabu, 29 Oktober 2025 - 05:28 WIB

Abd Rahman, Legislator Kota Keris yang Dijuluki Warga sebagai “Sang Perintis bukan Pewaris”

Senin, 6 Oktober 2025 - 09:34 WIB

Profil Silvy Kumalasari, Ratu Sinden Inspiratif dari Tulungagung

Berita Terbaru