SUMENEP, ESTORIA — Upaya konfirmasi terhadap F, perempuan yang diduga sebagai istri Kepala Desa Galis, Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep, membentur ‘jalan buntu’.
Saat wartawan berusaha meminta klarifikasi terkait rekaman voice note berisi ancaman terhadap penerima bantuan sosial, penerima telepon yang di awal sempat terdengar suara orang dewasa, mendadak berganti suara anak kecil, Sabtu (8/11) siang.
“Halo, iya benar,” ujar suara awal yang diyakini sebagai F.
Namun, tak lama kemudian, suara tersebut berubah. Seorang anak kecil terdengar memegang telepon dan menjawab dengan polos. “Nggak ada mama, ini HP-nya dipegang aku. Mama nggak ada, nanti aku bilang ke mama,” katanya.
Pergantian suara secara tiba-tiba itu memunculkan dugaan bahwa F sengaja menghindari permintaan klarifikasi terkait voice note yang sebelumnya viral dan menimbulkan kegaduhan publik di wilayah Giligenting.
Diberitakan sebelumnya, rekaman suara berdurasi dua menit lebih di grup WhatsApp berisi peringatan keras agar warga penerima bantuan sosial tidak mencairkan dana di agen lain selain milik F.
Ia bahkan mengaku berhak menghapus nama penerima bantuan, dan bisa melakukan pemotongan nominal dengan dalih pembangunan fasilitas umum desa.
Kasus tersebut memicu dugaan penyalahgunaan wewenang dan konflik kepentingan, mengingat posisi suaminya sebagai kepala desa. Sejumlah warga mengaku takut kehilangan hak bantuannya jika tidak menuruti perintah F.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, Kepala Desa Galis, Akhmad Syafri Wiarda, juga belum memberikan tanggapan meski telah dihubungi berulang kali. Pesan singkat dan panggilan telepon yang dikirimkan wartawan tak kunjung dibalas.
Ketidakhadiran klarifikasi dari kedua pihak ini semakin memperkuat tanda tanya publik terhadap praktik penyaluran bantuan sosial di Desa Galis, yang kini tengah menjadi sorotan luas di media sosial.
Kilas Balik Kasus Voice Note Istri Kades Galis yang Viral
Sebelumnya, beredar luas rekaman suara seorang perempuan yang diduga istri Kepala Desa Galis, F, melalui grup WhatsApp warga Giligenting. Dalam voice note itu, ia memperingatkan warga agar tidak mencairkan bantuan sosial di agen selain miliknya.
“Awas jangan sampai saya menemukan ambil di agen lain. Sumpah, saya pastikan saya laporkan ke suami saya,” demikian potongan suara yang viral tersebut.
F juga mengklaim berhak menghapus nama penerima bantuan dan mengaku pernah melakukan pemotongan sejumlah nominal dengan alasan pembangunan desa.
Pernyataan ini memperkuat dugaan adanya intimidasi terhadap penerima bantuan dan penyalahgunaan jabatan di tingkat desa. **
Penulis : Maswan Este
Editor : Redaksi






